Kamis, 29 Oktober 2015

Makalah Zoologi Avertebrata (Porifera)



Makalah Zoologi Avertebrata
PORIFERA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang, dan ferre yang berarti membawa atau mempunyai. Porifera adalah salah satu contoh Avertebrata. Berdasarkan asal katanya, porifera ini merupakan kelompok hewan yang mempunyai pori. Hewan porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Filum porifera atau dikenal juga dengan nama spons merupakan hewan bersel banyak (metazoa) paling sederhana dan primitif. Dikatakan demikian karena kumpulan sel-selnya belum terorganisir dengan baik dan belum mempunyai organ maupun jaringan sejati. Walaupun porifera tergolong hewan, namun kemampuan geraknya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap.
Menurut susunan porositnya, porifera di bagi dalam tiga tipe, yaitu ascon (saluran poros), sicon (schypa, saluran celah), dan leucon (saluran banyak celah). Secara umum bentuk tubuh seperti piala atau jambangan. Satu ujung memanjang dan melekat pada dasar laut. Sel tubuh sebelah luar berbentuk pipih terdiri atas sel-sel ephitelium. Sel sebelah dalam disebut koanosit atau endodermis. Pada tubuh porifera terdapat spongocoel, ostium dan oskulum.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan fhyllum polifera?
2.      Bagaimana Ciri-ciri fhyllum Porifera?
3.      Bagaimana klasifikasi dari fhyllum Porifera?
4.      Bagaimana anatomi dari fhyllum Porifera?
5.      Bagaimana morfologi dari fhyllum Porifera?

C.    Tujuan
1.      Menjelaskan pengertian dari fhyllum porifera.
2.      Menjelaskan ciri-ciri dari fhyllum Porifera.
3.      Menjelaskan klasifikasi dari fhyllum porifera.
4.      Menjelaskan anatomi dari fhyllum Porifera.
5.      Menjelaskan morfologi dari fhyllum Porifera.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Porifera
Nama Porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang, dan ferre yang berarti membawa atau mempunyai. Porifera adalah salah satu contoh Avertebrata. Berdasarkan asal katanya, porifera ini merupakan kelompok hewan yang mempunyai pori. Hewan porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Filum porifera atau dikenal juga dengan nama spons merupakan hewan bersel banyak (metazoa) paling sederhana dan primitif. Dikatakan demikian karena kumpulan sel-selnya belum terorganisir dengan baik dan belum mempunyai organ maupun jaringan sejati. Walaupun porifera tergolong hewan, namun kemampuan geraknya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap.
Pada awalnya porifera dianggap sebagai tumbuhan. Baru pada tahun 1765 dinyatakan sebagai hewan setelah ditemukan adanya aliran air yang terjadi di dalam porifera. Dari 10.000 spesies porifera yang sudah teridentifikasi, sebagian besar hidup di laut dan hanya 159 spesies hidup di air tawar, semuanya termasuk famili Spongillidae. Umumnya terdapat di perairan jernih, dangkal dan menempel pada substrat. Beberapa menetap di dasar perairan berpasir atau berlumpur.
Menurut susunan porositnya, porifera di bagi dalam tiga tipe, yaitu ascon (saluran poros), sicon (schypa, saluran celah), dan leucon (saluran banyak celah). Secara umum bentuk tubuh seperti piala atau jambangan. Satu ujung memanjang dan melekat pada dasar laut. Sel tubuh sebelah luar berbentuk pipih terdiri atas sel-sel ephitelium. Sel sebelah dalam disebut koanosit atau endodermis. Pada tubuh porifera terdapat spongocoel, ostium dan oskulum.
Spongocoel adalah rongga pada tubuh porifera. Ostium adalah pori-pori bagian luar tubuh yang merupakan mulut pada porifera. Bagian ini berfungsi sebagai tempat masuknya air dan zat makanan. Oskulum adalah tempat pengeluaran air dan sisa pencernaan dari tubuh porifera. Pencernaan makanan dilakukan oleh koanosit, kemudian diteruskan oleh sel amoebosit, selanjutnya diteruskan ke seluruh tubuh. Makanan porifera berupa zat organik.
Perkembangbiakan porifera secara seksual dan aseksual. Secara seksual dilakukan oleh sel-sel kelamin. Secara aseksual dilakukan dengan membentuk tunas. Tunas tersebut dapat memisahkan diri dari induknya setelah dewasa.
B.     Ciri-Ciri Porifera
1.      Hidup di air tawar, dan umum di laut.
2.      Bentuk tubuh seperti jambangan bunga.
3.      Tubuh simetri radial dan asimetri.
4.      Memiliki type sessil (menetap di dasar perairan).
5.       Hidup dalam tingkatan sel (belum membentuk jaringan).
6.      Memiliki warna tubuh cerah, berfungsi:
- melindungi tubuh dari cahaya matahari.
- menarik perhatian mangsa atau lawannya.
7.      Diploblastik.
8.      Memiliki saluran air melalui ostium - spongocoel – oskulum.

C.    Klasifikasi Porifera
Porifera banyak menghasilkan spikula yang dihasilkan oleh scleroblast (bagian dari gelatin mesenkim). Hasil sekresi yang berupa silika (zat kersik) atau karbonat (zat kapur) ini memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk monakson, tetrakson, poliakson, heksakson, atau benang-benang spongin. Spikula merupakan struktur tubuh yang berperan penting untuk membedakan jenis-jenis Porifera. Bentuk dan kandungan spikula ini digunakan sebagai dasar klasifikasi Porifera. Berdasarkan sifat spikulanya, Filum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea, Hexatinellida, dan Demospongia.
Berikut penjelasannya:
1.      Kelas Calcarea
Anggota kelas ini mempunyai rangka yang tersusun dari zat kapur (kalsium karbonat) dengan tipe monoakson, triakson, atau tetrakson. Koanositnya besar dan biasa hidup di lautan dangkal. Tipe saluran airnya bermacam-macam. Hidup soliter atau berkoloni.
Ciri-ciri Calcarea antara lain:
a.       Rangka tersusun atas kalsium karbonat.
b.      Tubuhnya berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau silinder.
c.       Tingginya kurang dari 10 cm.
d.      Hidup dilaut.
Sponge Calcarea pertama kali muncul pada masa Cambrian dan memiliki keanekaragaman paling tinggi pada periode Cretaceous. Analisis molekuler terbaru menunjukkan bahwa, kelas Calcarea seharusnya dimasukkan sebagai filum, khususnya untuk kelas calcacea yang pertama kali menyimpang dari kingdom Animalia. Jenis sponge lainnya termasuk dalam filum Silicarea. Contoh jenis yang menjadi anggota kelas ini adalah Leucosolenia sp., Scypha sp., Cerantia sp., dan Sycon gelatinosum.


Sycon gelatinosum
 







2.      Kelas Hexatinellida
Pada anggota Kelas Hexatinellida, spikula tubuh yang tersusun dari zat kersik dengan 6 cabang. Kelas ini sering disebut sponge gelas atau porifera kaca (Hyalospongiae), karena bentuknya yang seperti tabung atau gelas piala. Tubuh berbentuk silinder atau corong, tidak memiliki permukaan epitel. Contoh anggota kelas ini adalah Hyalonema sp., Pheronema sp., dan Euplectella subarea.
Ciri-cirinya antara lain:
a.       Spikulanya berjumlah enam.
b.      Tubuhnya berwarna pucat dan bentuknya seperti vas.
c.       Hidup dilaut pada kedalaman 200-1000 meter.
Hexactinellida atau sering disebut sponge kaca tersebar di seluruh dunia, terutama pada kedalaman antara 200 dan 1000 m. Kelompok sponge ini jumlahnya sangat melimpah di Antartika.
Semua sponge kaca berdiri tegak, dan memiliki struktur khusus di pangkalnya untuk melekat kuat pada dasar laut. Secara morfologi bentuknya radial simetris, biasanya silinder, tetapi ada juga yang berbentuk cangkir, guci, atau bercabang. Ketinggian rata-rata hexactinellida adalah antara 10 dan 30 cm, tetapi beberapa dapat tumbuh menjadi cukup besar.
Hexactinellida memiliki rongga sentral yang luas (atrium) dimana air melewati rongga tersebut, spikula yang berbentuk seperti anyaman topi yang rapat melapisi osculum pada beberapa spesies. Hexactinellida kebanyakan memiliki warna yang pucat. Sponge kaca paling mirip dengan sponge syconoid, tetapi sponge kaca terlalu banyak berbeda secara internal dibandingkan dengan syconoid.
Contoh anggota kelas ini adalah Hyalonema sp.,Pheronema sp., dan Euplectella subarea.
Euplectella aspergillum

3.      Kelas Demospongia
Kelas ini memiliki tubuh yang terdiri atas serabut atau benang-benang spongin tanpa skeleton. Kadang-kadang dengan spikula dari bahan zat kersik. Tipe aliran airnya adalah leukon. Demospongia merupakan kelas dari Porifera yang memiliki jumlah anggota terbesar. Sebagian besar anggota Desmospongia berwarna cerah, karena mengandung banyak pigmen granula dibagian sel amoebositnya.
Cirri-ciri Demospongia antara lain:
a.       Tersusun dari serabut sponging.
b.      Tubuhnya berwarna cerah karena mengandun pigmen yang terdapay pada amoebosit.
c.       Tinggi dan diameternya mencapai lebih dari 2 meter.
d.      Bentuk tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.
e.       Hidup dilaut dan di air tawar.
Kelas Demospongiae memiliki sekitar 4.750 spesies yang berada di dalam 10 ordo. Distribusi geografis mereka berada di lingkungan laut dari daerah intertidal ke zona abyssal, dan beberapa spesies menghuni air tawar.
Microciona sp.Contoh kelas ini antara lain Suberit sp., Microciona sp., Spongilla lacustrisChondrilla sp., dan Callyspongia sp.Cliona sp., 







4.      Kelas Sclerospongiae
Spons karang (Corraline sponges). Berbeda dari spons kelas lainnya, spons karang menghasilkan rangka CaCO3 (aragonit) yang terjalin dalam serat-serat spons hingga sepintas lalu mirip batu koral. Spikul silikat, monaxon; jaringan yang hidup berupa lapisan tipis menyelubungi rangka kapur, dapat mencapai diameter 1 m.  Banyak ditemukan di daerah terumbu karang pada continental slope di jamaika. Contohnya Ceratoporella, Merlia, dan Stromatospongia.

Berikut adalah sistematika filum poifera berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, porifera terdiri atas 4 kelas dan 12 ordo.
No.
Kelas
Ordo
Species
1
Calcarea (Calcipsongiae) hidup dilaut (pantai dangkal), bentuk tubuh sederhana, kerangka tubuh tersusun atas CaCO3, koanositnya besar
1.      Asconosa (tipe askon yang kemudian berubah menjadi tipe rhagon/ leucon)
Leucosolenia
2.      Syconosa (tipe sikon, tetapi kemudian berubah menjadi tipe rhagon/ leucon)

Scypha
2
Hexactinellida (Hyalospongiae) hidup dilaut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan kersik/ silikat (H2S13O7, spikula berdui 6 ), memiliki saluran air sederhana.
1.      Hexasterophora (spikulanya kebanyakan berbentuk bintang/ strose)
Euplectella
2.      Amphidiscophora (spikula berbentuk amfidiskus)
Hyalonema
3
Demospongiae, umumnya hidup di laut, beberaa species hidup diair tawar. Pada umumnya tidak mempunyai rangka dan kalau ada rangka terbuat dari kersik, sponging atau campuran keduanya.
1.      Carnosa, rangka tubuh tersusun atas bahan organic yag berbentuk bubur atau koloidal, kadang-kadag ditemukan spikula kecil
Chondrosia
2.      Choristida, rangka tersusun atas spikula-spikula yang berjajar empat, mecuat dari suatu titik sentral
Geodia
3.      Epipolasida, bentuknya sperikal, spikula monakson serta mencuat menjari dari daerah sentr tubuhnya.
Tethya
4.      Hadromerina, spikula berbentuk seperti pines
Cliona
5.      Halichondina, spikula berujung dua atau berbentuk seperti bulu
Halichondria
6.      Poeciloclerina, rangka tubuh tersusun atas berbagai bentuk spikula dan kadang-kadang sponging.
Microciona
7.      Haplosclerina, berkerangka fibrosa
Haliclona
8.      Keratosa, tidak berspikula, berangka spongin
Spongia (alat penggosok pada waktu mandi)
4
Spons karang (Corraline sponges). Berbeda dari spons kelas lainnya, spons karang menghasilkan rangka CaCO3 (aragonit) yang terjalin dalam serat-serat spons hingga sepintas lalu mirip batu koral.

Ceratoporella, Merlia, dan Stromatospongia.

Berdasakan tempat proses terjadinya pengambila zat-zat makanan atau system saluran air, porifea dibedakan menjadi 3 buah tipe, yaitu:
No.
Tipe
Spesies
1
Acson, merupakan tipe yang paling sederhana, proses pengambilan zat-zat makanan terjadi didalan spongocoel
Leucocolenia
2
Sycon, proses pengambilan makanan terjadi didalam rongga berflagel
Scypha
3
Rhagon, proses pengambilan zat-zat makanan terjadi dikamar(ruang) kecil yang beflagel yang terdapat dibagian tengah saluran. Flagel tersebut berasal dari koanosit-koanosit yang melapisi dinding kamar/ ruang tersebut.
Spongia
Tipe saluran air pada Porifera askon sikon leukon (rhagon)







D.    ANATOMI PORIFERA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhD9QaCEJGIst6y_LeM2l5kgpepqoBMVuDWeo8hnkw5TFic7rm124zuBeiEktJLrA-qo1hzYf4vVC0mhRUk9T7V7f3KkT_h3kHkPiI2d9C3NSddiAkNGGmVNomsZG2kle5iqrpy3nnp-0A/s400/Anatomi.jpg
(a) struktur tubuh  (b) sel-sel penyusun tubuh   (c)  sel koanosit
Bagian-bagian tubuh porifera:
1.    Epidermis: bagian luar tubuh tersusun oleh sel-sel pinakosit, pada bagian tertentu membentuk pori (porosit), pori-pori tersebut membentuk saluran yang disebut poriostu.
2.    Mesoglea/mesenkim : bagian tengah tubuh tersusun oleh:            
a.   sel koanosit: sel bersilia berfungsi untuk menangkap dan mencerna partikel makanan.
b.   sel amoebosit:  berfungsi untuk mengedarkan zat makanan yang sudah dicerna oleh sel koanosit.
c.    sel skleroblas:  sel yang membentuk matrik berupa  spikula dan spongin yakni bagian yang menyokong tubuh porifera. Spikula tersusun oleh senyawa kalsium karbonat atau silikat, sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon.
d.   sel arkeosit:  berasal dari sel embrionik amoebosit yang berperan dalam proses reproduksi/regenerasi
Rongga: membentuk spngocoel yang merupakan muara dari poriostum. Berfungsi menyalurkan air dari poriostum ke saluran pengeluaran yaitu oskulum Saluran yang terbentuk pada tubuh porifera memiliki berbagai tipe yaitu askon, sycon dan rhagon (leucon)

E.     MORFOLOGI PORIFERA
Ukuran tubuh porifera sangat bervariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm dan lebar 1 m. Bentuk tubuh spons juga bermacam-macam, beberapa simetri radial, tetapi kebanyakan berbentuk tidak beraturan dengan pola bervariasi. Genus Leucosolenia adalah salah satu jenis spons yang bentuknya sangat sederhana, seperti kumpulan jambangan kecil yang berhubungan satu sama lain pada bagian pangkalnya, hidup di laut menempel pada satu karang di bawah batas air surut terendah. Di dalam setiap individu yang berbentuk seperti jambangan tersebut terdapat rongga yang disebut spongocoel atau atrium. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori yang merupakan lubang air masuk ke Spongocoel, untuk akhirnya keluar melalui Osculum.
Pada dasarnya dinding tubuh porifera terdiri atas tiga lapisan, yaitu :
1.      Pinacocyte atau  Pinacoderm, seperti epidermis berfungsi untuk melindungi tubuh bagian dalam. Bagian sel Pinacocyte dapat berkontraksi atau berkerut, sehingga seluruh tubuh hewan dapat sedikit membesar atau mengecil.
2.      Mesohyl atau Mesoglea, terdiri dari zat semacam agar (gelatinous protein matrix), mengandung bahan tulang dan sel amebocyte.
3.      Choanocyte, yang melapisi rongga atrium atau spongocoel. Bentuk Choanocyte agak lonjong, ujung yang satu melekat pada mesohyl dan ujung yang lain berada di Spongocoel serta dilengkapi sebuah flagelum yang dikelilingi kelepak dari fibril. Getaran flagela pada lapisan Choanocyte menghasilkan arus air di dalam Spongocoel ke arah Osculum, sedangkan fibril berfungsi sebagai alat penangkap makanan.
Sel Amebocyte di dalam mesohyl (mesenkim) mempunyai banya fungsi, antara lain untuk pengangkut dan cadangan makanan, membuang partikel sisa metabolism, membuat spikul, serat spons dan membuat sel reproduktif. Untuk kepentingan berbagai kepentingan tersebut, terdapat beberapa tipe amebocyte. Amebocyte dengan pseudopodia tumpul dan nukleus besar disebut archeocyte, mampu membentuk sel-sel tipe lainnya yang diperlukan.
Amebocyte untuk pengangkutan makanan dan berkeliaran di dalam mesohyl disebut amebocyte pemangsa. Amebocyte yang menetap dan mempunyai pseudopodia sepeti benang, berfungsi sebagai jaringan pengikat  disebut collencyte. Amebocyte yang menghasilkan spikul dan serat spons diebut sclerocyte (scleroblast).
Perbedaan
Calcarea
Hexactinellida

Demospongia
Penyusun kerangka tubuh
Spikula seperti duri-duri kecil dari Kalsium Karbonat.
Spikula yang mengandung silikat atau kersik (SiO2). Ujung spikula berjumlah 6.
Serabut spongin atau campuran spongin dan zat kersik.

Ukuran tubuh
Tinggi kurang dari 10 cm.
Tinggi rata-rata 10-30 cm.
Tinggi dan diameter mencapai lebih dari 1 m.

Warna
Pucat
Pucat
Cerah, mengandung pigmen pada amoebosit yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari sinar matahari.

Bentuk tubuh
Seperti vas bunga, kendi, dompet, atau silinder.
Seperti vas bunga atau mangkuk.
Tidak beraturan dan bercabang.
Tipe saluran air
Askon
Tipe sikonoid
Tipe leukonoid

Habitat
Laut dangkal

Kedalaman laut 200 - 1.000 m.
Laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar.

F.     FISIOLOGI
Proses fisiologi yang terjadi pada porifera sangat tergantung pada aliran air. Air yang masuk membawa oksigen dan makanan serta mengangkut sisa metabolisme keluar dari osculum. Makanannya terdiri dari dari partikel yang sangat kecil, 80 % berukuran kurang dari 5 mikron dan 20% terdiri atas bakteri, dinoflagelata, dan nanoplankton. Partikel makanan ditangkap oleh fibril kelepak pada choanocyte. Partikel yang berukuran antara 5 sampai 50 mikron dimakan dan dibawa oleh amebocyte. Pencernaan dilakukan secara intraseluler seperti pada protozoa dan hasil pencernaannya disimpan dalam archeocyte.
Pertukaran gas terjadi secara difusi antara air dan sel sepanjang aliran air. Sistem saraf pada porifera belum ditemukan, segala reaksi yang terjadi bersifat lokal dan bebas (independen).

G.    SIKLUS HIDUP
Porifera adalah hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari filum Protozoa. Porifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan.
Cara hidup :
1.      Heterotrof.
2.      Proses pencernaan makanan dimulai dari air yang mengandung makanan dan oksigen masuk melalui pori ke spongosol, di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen secara difusi. Setelah itu sisa makanan dibuang melalui oskulum.
Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian tubuh spons yang terpotong atau rusak, akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali. Kemampuan melakukan regenerasi ada batasnya, mialnya potongan spons leuconoid harus lebih besar dari 0,4 mm dan mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan regenerasi menjadi spons baru yang kecil. Porifera ada yang bersifat monosious (hermafrodit) dan ada juga yang bersifat diosious. Porifera berkembang biak dilakukan secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi :
1.      Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.
2.      Reproduksi secara seksual dilakukan degan pembentukan gamet (sperma dan ovum) yang dihasilkan oleh koanosit. Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama( hermafrodit).
Alat pernapasan terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar) dan koanosit (bagian dalam). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel-sel amubosit. Sedangkan untuk proses ekskresi zat-zat sampah sisa metabolisme diedarkan dari internal tubuhnya oleh amubosit.

H.  PERANAN
Beberapa jenis spons laut seperti spons jari berwarna oranye, Axinella canabina, diperdagangkan untuk menghias akuarium air laut. Jenis spons dari famili Clionidae mampu mengebor dan menenmbus batu karang dan cangkang moluska sehingga membantu pelapukan pecahan batu karang dan cangkang moluska yang berserakan di tepi pantai. Ada pula spons yang tumbuh pada kerang-kerangan tertentu dan mengganggu peternakan tiram.
Tidak banyak hewan yang memakan spons karena banyak spikulnya dan baunya tidak sedap. Musuh utama spons laut ialah siput jenis Nudibranchia. Musuh spons air tawar ialah larva serangga dari ordo Neuroptera. Spons air tawar acapkali mengotori jaring apung, mengganggu aliran air ke dalam jaring apung.
Peran porifera bagi sumber daya manusia :
1.      Spongia & Hippospongia sebagai spons mandi. Demosponga selain sebagai spons mandi juga pembersih kaca. Contoh : Euspongia officinalis.
2.      Pengisi jok kendaraan & kuas dinding. Contoh : Euspongia pficinalis.
3.      Menghasilkan senyawa Bioaktif yang berpotensi menyembuhkan penyakit seperti kanker. Contoh : Luffariella variabillis.
4.      Jenis Venus flower Basket telah dinyatakan kegunaannya pada bidang fiber optick.
5.      Bahan industri (kosmetik, dll), hiasan Aquarium air laut.
6.      Sponge yang mati & mengeras bisa jadi batu gosok (ampelas) kayu.
Peran porifera bagi sumber daya perairan :
1.      Makanan organisme lain seperti lumba-lumba.
2.      Tempat perlindungan organisme lain.
3.      Jens sponge famili Clionidae mampu mengebor dan menembus batu karang, membnatu palapukan pecahan batu karang & cangkang molusscayang berserkan di tepi pantai.
I.     KESIMPULAN
 Porifera adalah salah satu contoh hewan Avertebrata, hewan porifera merupakan hewan multiseluler yang paling sederhana. Walaupun porifera tergolong hewan, namun kemampuan geraknya sangat kecil dan hidupnya bersifat menetap. Menurut susunan porositnya, porifera di bagi dalam tiga tipe, yaitu ascon (saluran poros), sicon (schypa, saluran celah), dan leucon (saluran banyak celah). Pada tubuh porifera terdapat spongocoel, ostium dan oskulum. Habitat porifera sebagian besar hidup di laut dan ada beberapa spesies juga yang hidup di air tawar.
Fhylum Porifera dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Kelas Calcarea, Hexatinellida, dan Demospongia, tapi ada sumber lain yang mengatakan dibagi dalam 4 kelas yaitu dengan ditambahkannya kelas Sclerospongiae. Perkembangbiakan porifera ada yang bersifat monosious (hermafrodit) dan ada juga yang bersifat diosious. Porifera berkembang biak dilakukan secara aseksual maupun seksual. Sedangkan untuk peranannya sendiri, porifera mempunyai beberapa peranan yang berguna bagi keidupan manusia dan kehidupan di perairan. Misalnya Spongia & Hippospongia sebagai spons mandi. Demosponga selain sebagai spons mandi juga pembersih kaca. Contoh : Euspongia officinalis. Pengisi jok kendaraan & kuas dinding. Contoh Euspongia pficinalis. Menghasilkan senyawa Bioaktif yang berpotensi menyembuhkan penyakit seperti kanker. Contoh : Luffariella variabillis. Kemudian juga kegunaan di perairan yaitu sebagai makanan organisme lain seperti lumba-lumba dan tempat perlindungan organisme lain.








DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John W. 2007. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Neil, campbel & Reece, Jane B. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata. Ciamis: Cv. Alvabeta.
Suwignyo, sugiarti. 2005. Avertebrata Air. Jakarta: Penebar Swadaya.