PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, &
GNETOPSIDA)
I.
Tujuan
Praktikum
1) Menemukan
cirri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta.
2) Membedakan
cirri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta
II.
Dasar
Teori
Pinophyta
atau Gymnospermae merupakan suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada sejak zaman
Palaeozoikum. Kelompok-kelompok yang lebih kecil dari Pinophyta berkembang pada
akhir Palaeozoikum dan awal mesozoikum kemudian menyusut pada akhir mesozoikum
seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada kenozoikum hanya tinggal 4 kelas
dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya ditemukan
3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Kelas Ginkgopsida
hanya ditemukan di daerah subtropics seperti jepang, China dan Aerika utara (Tjitrosomo.
2010 : 170).
Keprimitifan/kemajuan
suatu takson dalam Pinophyta ditentukan oleh kemajuan atau keprimitifan ciri
yang dimilikinya. Secara morfologi dan anatomi ciri-ciri tersebut dapat
diamati. Berdasarkan studi kepustakaan secara tidak langsung diketahui bahwa
keterbukaan ovulum menunjukkan ciri primitif sedangkan ketertutupan menunjukkan
kemajuan. Pola percabangan yang monopodial lebih primitif daripada pola
percabangan simpodial. Letak strobilus yang aksilaris menunjukkan ciri lebih
primitif dibanding dengan jumlah yang sedikit. Pertulangan daun yang belum
berpola lebih primitive daripada yang sudah berpola. Begitu juga keadaan daun
muda yang menggulung menunjukkan ciri primitif. Jika ciri-ciri ptimitif diberi
skor rendah, sedangkan cirri maju diberi skor tinggi, maka perolehan skor
tinggi menunjukkan spesies atau takson yang memilikinya lebih maju.
Umumnya tumbuhan ini mempunyai buluh resin, kecuali Gnetum gnemon yang batangnya mempunyai floeoterma dan bagian kayunya terdapat buluh-buluh kayu. Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam , kaku dan selalu hijau. Jarang berdaun lebar dan jarang berdaun majemuk. Sistem pertulangan tidak banyak ragamnya. Bunga dalam pengertian sehari-hari belum ada. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi. Sporofil terpisah-pisah membentuk strobilus jantan dan betina. Makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji (macrosporangium) tampak menempel padanya. Makro dan mikrosporofil terpisah. Bakal biji hanya mempunyai satu integumen terbuka, sehingga langsung didatangi oleh serbuk sari yang dibawa olah angin. Biji tidak diselubungi oleh daun buah (karpel) sehingga dikatakan sebagai berbiji terbuka. Tumbuh terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai diantara daun-daun. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin) (Tjitrosomo. 2010 : 179).
Umumnya tumbuhan ini mempunyai buluh resin, kecuali Gnetum gnemon yang batangnya mempunyai floeoterma dan bagian kayunya terdapat buluh-buluh kayu. Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam , kaku dan selalu hijau. Jarang berdaun lebar dan jarang berdaun majemuk. Sistem pertulangan tidak banyak ragamnya. Bunga dalam pengertian sehari-hari belum ada. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi. Sporofil terpisah-pisah membentuk strobilus jantan dan betina. Makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji (macrosporangium) tampak menempel padanya. Makro dan mikrosporofil terpisah. Bakal biji hanya mempunyai satu integumen terbuka, sehingga langsung didatangi oleh serbuk sari yang dibawa olah angin. Biji tidak diselubungi oleh daun buah (karpel) sehingga dikatakan sebagai berbiji terbuka. Tumbuh terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai diantara daun-daun. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin) (Tjitrosomo. 2010 : 179).
Secara khusus, Jones & Luchsinger
(1987 : 278) mengungkapkan perbedaan antara Pinophyta dengan Magnoliophyta
dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu :
1. Fertilisasi
tunggal
2. Xylem
tidak memiliki pembuluh trachea
3. Floem
tidak memiliki sel pengantar
4. Gametofit
betina memiliki arkegonium, kecuali pada Gnetum
dan Welwitschia
5. Gametofit
betina ada yang terdiri dari banyak sel atau nucleus
Cycadopsida
diwakili oleh ordo Cycadales dengan dua familia (Cycadaceae, Zamiaceae).
Coniferales dengan beberapa familia (Pinaceae, Araucariaceae, Podocarpaceae,
Cupressaceae). Sedangkan Gnetopsida diwakili oleh ordo Gnetales dengan beberapa
familia (Gnetacae, Ephedraceae, Welwitisiaceae). Gnetaceae merupakan salah satu
familia dalam Gnetales yang sangat berbeda penampakannya dari ordo yang lain.
Kebanyakan anggota ordo Gnetaceae memiliki habitus berupa liana. Ovulumnya
lebih tertutup dibandingkan dengan ovulum familia lain dalam Pinophyta, tetapi
mikropilnya tetap terbuka.
Ordo
Cycadales yang semula hanya memiliki satu familia (Cycadaceae) kini terdiri
atas familia Cycadaceae dan Zamiaceae. Di dalam beberapa buku kedua familia
tersebut masih sering disatukan. Di kebon Raya Bogor kedua familia tersebut
sudah dinyatakan terpisah. Pada umumnya ada kemiripan antara anggota Cycadaceae
dengan anggota Zamiaceae yaitu strobilus betina terminalis dan tunggal, juga
strobilus jantannya besar. Daun besar dengan duduk daun roset mirip daun paku
tiang.
Familia
pada ordo Coniferales cukup banyak, tetapi kesemuanya memiliki kesamaan dalam
bentuk strobilus sesuai dengan namanya. Kebanyakan anggota Coniferales jarang menggugurkan
daunnya sehingga dikenal dengan “evergreen
plant”. Bentuk daun anggota-anggota dalam Coniferales sangat bervariasi
namun kebanyakan sempit dan mengalami perubahan bentuk berupa jarum, paku,
sisik pisau bermata dua. Mikrospora atau serbuk sarinya ringan, kecil dan
memiliki alat bantu sehinga mudah diterbangkan oleh angin (Campbell. 2008 : 152)
Tumbuhan
yang termasuk kedalam Pinophyta memliki peran penting secara ekonomi, menarik
secara biologi, dan sangat familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan
Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai
sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan
dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan
tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan tumbuhan Pinophyta tersebut karena
tumbuhan ini mempunyai keragaman bentuk dan struktur, pola distribusinya dari
dulu sampai sekarang, dan fosilnya relative lengkap terdokumentasi.
III. Alat dan Bahan
a.
Alat
a) Alat tulis
b) Silet / cutter
b.
Bahan
a) Family Cycadaceae : Cycas rumphii (Pakis haji)
b) Family Pinaceae : Pinus merkusii (Pinus)
c) Family Gnetaceae : Gnetum gnemon (Melinjo)
IV.
Prosedur Kerja
1. Spesimen tumbuhan yang ada dalam hal
habitus, pola percabangan, dan bentuk / segi penampang melintangnya diamati.
2. Diamati daunnya dalam hal
filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3. Amati dan bandingkan alat
reproduksinya, yaitu : letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut.
4. Letak dan bentuk makrosporofil dan
mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut diamati kemudian dibandingkan.
5. Bagian-bagian tumbuhan, yaitu :
percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan
mikrosporofil yang diamati, digambar dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan
tersebut.
V. Hasil Pengamatan
V. Hasil Pengamatan
Cycas rumphii
Divisio |
:
|
Cycadophyta
|
Classis
|
:
|
Cycadopsida
|
Subclassis
|
:
|
|
Ordo
|
:
|
Cycadales
|
Familia
|
:
|
Cycadaceae
|
Genus
|
:
|
Cycas
|
Species
|
:
|
Cycas rumphii
|
Ciri-ciri umum famili ....................... :
a. Batang (Caulis):
Habitus
(perawakan)
Monopodial/
simpodial
Bentuk/
segi penampang
|
:
:
:
|
Pohon
Monopodial
Bulat
|
b. Daun (Folium)
Macam daun
Letak/
duduk daun (Filotaksis)
Bentuk daun
(Circumscriptio)
Pertulangan/
urat daun (Nervatio atau Venatio)
Tepi daun
(Margo folii)
Ujung daun
(Apex folii)
Pangkal
daun (Basis folii)
|
:
:
:
:
:
:
|
Majemuk
Berhadapan
Sejajar /
memanjang
Sejajar
Rata.
Runcing
|
Strobilus
Letak
jantan
Letak
betina
Mikrosporofil
Letak
Jumlah
Makrosporofil
Letak
Jumlah
|
:
:
:
:
:
:
|
Terminal (tengah)
Terminal (tengah)
Tengah
Banyak
Tengah
Banyak
|
Distribusi
seks
|
:
|
Dioeceous
|
Gnetum gnemon
Divisio
|
:
|
Gnetophyta
|
Classis
|
:
|
Gnetopsida
|
Subclassis
|
:
|
|
Ordo
|
:
|
Gnetales
|
Familia
|
:
|
Gnetaceae
|
Genus
|
:
|
Gnetum
|
Species
|
:
|
Gnetum gnemon
|
Ciri-ciri umum famili ....................... :
a. Batang (Caulis):
Habitus
(perawakan)
Monopodial/
simpodial
Bentuk/
segi penampang
|
:
:
:
|
Pohon
Simpodial
Bulat
|
b. Daun (Folium)
Macam daun
Letak/
duduk daun (Filotaksis)
Bentuk
daun (Circumscriptio)
Pertulangan/
urat daun (Nervatio atau Venatio)
Tepi daun
(Margo folii)
Ujung daun
(Apex folii)
Pangkal
daun (Basis folii)
|
:
:
:
:
:
:
|
Tunggal
Berhadapan
Elips
Menyirip
Rata
Meruncing
(acute)
|
Strobilus
Letak
jantan
Letak
betina
Mikrosporofil
Letak
Jumlah
Makrosporofil
Letak
Jumlah
|
:
:
:
:
:
:
|
Ketiak
daun (aksilar)
Ketiak
daun (aksilar)
Aksilar
Banyak
Aksilar
Banyak
|
Distribusi
seks
|
:
|
Dioecious
|
Pinus merkusii
Divisio
|
:
|
Coniferophyta
|
Classis
|
:
|
Coniferopsida
|
Subclassis
|
:
|
Conifera
|
Ordo
|
:
|
Pinales
|
Familia
|
:
|
Pinaceae
|
Genus
|
:
|
Pinus
|
Species
|
:
|
Pinus merkusii
|
Ciri-ciri umum famili ....................... :
a. Batang (Caulis):
Habitus
(perawakan)
Monopodial/
simpodial
Bentuk/
segi penampang
|
:
:
:
|
Pohon
Monopodial
Bulat
|
b. Daun (Folium)
Macam daun
Letak/
duduk daun (Filotaksis)
Bentuk
daun (Circumscriptio)
Pertulangan/
urat daun (Nervatio atau Venatio)
Tepi daun
(Margo folii)
Ujung daun
(Apex folii)
Pangkal
daun (Basis folii)
|
:
:
:
:
:
:
|
Tunggal
Tersebar
Sejajar /
memanjang
Sejajar
Rata.
Runcing
|
Strobilus
Letak
jantan
Letak
betina
Mikrosporofil
Letak
Jumlah
Makrosporofil
Letak
Jumlah
|
:
:
:
:
:
:
|
Bagian
ujung cabang batang
Bagian
ujung dahan
Ujung terminal
Banyak
Diketiak
daun (aksilar)
Banyak
|
Distribusi
seks
|
:
|
Monoceous
|
VI.
Pembahasan
Tumbuhan yang
termasuk dalam divisi Pinophyta terdiri atas tumbuhan-tumbuhan berkayu dengan
berbagai habitus. Habitus tumbuhan ini antara lain, yaitu semak, perdu atau
pohon. Batang tegak lurus dan bercabang-cabang. Umumnya berkayu, berasal dari
berkas-berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Pada bagian xylem tidak
terdapat pembuluh-pembuluh kayu, melainkan hanya trakeid saja dan di dalam
bagian floem tidak terdapat sel-sel pengiring. Spesimen yang diamati pada praktikum botani phanerogamae
dari divisi pinophyta yaitu Cycas rumphii
(pakis haji), Gnetum gnemon
(melinjo), dan Pinus merkusii
(pinus). Pada setiap spesimen tersebut, bagian yang diamati yaitu meliputi
ciri-ciri umum dari batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil,
hingga distribusi seks dari setiap spesimen tersebut. Masing-masing spesimen
yang telah diamati ternyata memiliki kekhasan tersendiri. (Sudarsono.2005:91).
Pengamatan
pertama yaitu mengamati struktur morfologi dari Cycas rumphii (pakis haji). Berikut klasifikasi dari Cycas rumphii :
Divisi : Cycadophyta
Kelas : Cycadopsida
Ordo :
Cycadales
Family : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii
Cycas rumphii termasuk tanaman berperawakan pohon, serupa palem, dan termasuk tanaman menahun. Tingginya dapat mencapai kurang lebih 4 meter. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan pola percabangan monopodial. bentuk batang bulat (teres) dan memiliki permukaan yang bergelombang. Daun pada tumbuhan ini termasuk daun majemuk menyirip (paripinnatus). anak daun menyirip (peninervis) duduk daun roset batang. Pada daun yang masuh muda menggulung seperti pada daun paku dan memiliki tepi daun yang rata disertai dengan permukaan daun yang mengkilap (nitidus).
Bunga yang terdapat pada Cycas rumphii termasuk kedalam dioucieous, dimana alat kelaminya yakni strobilusnya terpisah antara jantan dan betinanya. strobilus betina terdiri atas megasporofil berbentuk keris membawa ovulum 2 atau lebih pada pinggir carpelum. Strobilus jantan terminalis dengan mikrosporofil berbentuk sisik tersusun rapat dan berkayu dan permukaanya tersusun rapat berkayu, dipermukaanya terdapat mikrosporangium. Mikrosporofil berbentuk menyirip dengan bakal biji 2-5 biji dan terdapat dipermukaan carpelum, biji berbentuk bulat. Pada umumnya strobilus betina lebih besar daripada strobilus jantan.
Cycas rumphii termasuk tanaman berperawakan pohon, serupa palem, dan termasuk tanaman menahun. Tingginya dapat mencapai kurang lebih 4 meter. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan pola percabangan monopodial. bentuk batang bulat (teres) dan memiliki permukaan yang bergelombang. Daun pada tumbuhan ini termasuk daun majemuk menyirip (paripinnatus). anak daun menyirip (peninervis) duduk daun roset batang. Pada daun yang masuh muda menggulung seperti pada daun paku dan memiliki tepi daun yang rata disertai dengan permukaan daun yang mengkilap (nitidus).
Bunga yang terdapat pada Cycas rumphii termasuk kedalam dioucieous, dimana alat kelaminya yakni strobilusnya terpisah antara jantan dan betinanya. strobilus betina terdiri atas megasporofil berbentuk keris membawa ovulum 2 atau lebih pada pinggir carpelum. Strobilus jantan terminalis dengan mikrosporofil berbentuk sisik tersusun rapat dan berkayu dan permukaanya tersusun rapat berkayu, dipermukaanya terdapat mikrosporangium. Mikrosporofil berbentuk menyirip dengan bakal biji 2-5 biji dan terdapat dipermukaan carpelum, biji berbentuk bulat. Pada umumnya strobilus betina lebih besar daripada strobilus jantan.
Pengamatan kedua mengamati struktur morfologi dari Gnetum gnemon (melinjo). Berikut klasifikasi dari Gnetum gnemon (melinjo) :
Divisi : Pinophyta
Kelas : Gnetalopsida
Ordo :
Gnetales
Family : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Melinjo (Gnetum gnemon)
atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu spesies
tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon
yang berasal dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal
pula dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog). Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious,
ada individu jantan
dan betina).
(Iqbal.2008:58-60)
Tinggi tumbuhan ini
dapat mencapai 5-10 meter, memiliki ciri batang berkayu,
berbentuk bulat (teres), permukaan rata (laevis) dengan sistem percabangan
simpodial, Batangnya
kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Sistem perakaran pada Gnetum
gnemon adalah sistem perakaran tunggang (radix primaria).
Tumbuhan ini memiliki daun yang saling berhadapan (folia opposita) tanpa
stipula. Daunnya tunggal
berbentuk oval dengan ujung tumpul, bentuk helaian daun
pada umumnya oblongus, ujung daun acuminatus, tepi daun integer dan tulang daun
menyirip (penninervis). Daun, jika dipatahkan atau disobek memperlihatkan
serabut daun yang menonjol.
Tumbuhan ini memiliki
bunga yang terletak pada ketiak daun (axillaris), terdapat brachtea pada tiap
karangan. Perbungaan majemuk
soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3-6 cm. Terdapat
5-8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah kacang,
berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek. Biji
dari Gnetum gnemon diselubungi oleh selaput luar yang keras yang disebut
integumen luar dan selaput dalam yang disebut integument dalam dan juga
diselubungi oleh tenda bunga (perigonium) yang berdaging dan akhirnya berwarna
merah jika bijinya telah masak.
Bentuk strobilus Gnetum gnemon
jantan dengan betina sangat berbeda. Pada betina, terlihat membulat besar dan
berbentuk lonjong. Strobilus betina inilah biasanya dimanfaatkan sebagai sumber
makanan dan dapat diolah sebagai makanan ringan berupa emping melinjo yang
biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan pada jantan, strobilusnya berbentik
bulatan kecil dan melingkari sumbu utama dari strobilus. Berbeda dengan
strobilus betina, pada strobilus jantan tidak bisa dimanfaatkan untuk dibuat
jenis makanan emping melinjo, namun dapat dimanfaatkan sebagai tambahan
pelengkap pada sayur asam.
Berdasarkan teori, melinjo dapat menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein
tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo
Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit. doktor biokimia
dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein
yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan
melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar,
sampai biji,
ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan
aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated
Hydroxytolune) (Campbell.2008:201).
Selain itu
melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu
artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan
sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi
aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram
positif dan negatif.
Biji dan daun Gnetum gnemon mengandung saponin dan
flavonoida, disamping itu biji juga mengandung tanin.
Banyak mitos
yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (Hiperurisemia) yang
signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin.
Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan secara berlebihan
(Suharno. 2006 : 120).
Pengamatan yang ketiga yaitu mengamati struktur
morfologi dari Pinus merkusii
(pinus). Berikut klasifikasi dari Pinus
merkusii (pinus) :
Divisi : Coniferophyta
Kelas : Coniferopsida
Ordo :
Pintales
Family : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesie : Pinus merkusii
Pinus merupakan tumbuhan yang hidup didataran tinggi, dengan
ciri khasnya yang memiliki bentuk segi penampang batang bulat-tegak lurus
tumbuhan pinus biasanya sering terlihat dipinggiran jalan dengan tumbuhnya yang
berjajar dan tingginya mencapai 1-40 meter, sehingga membentuk siluet-siluet yang indah.
Tumbuhan pinus ini tergolong kedalam kelas Coniferopsida dan famili Pinaceae.
Pinus sendiri memiliki habitus sebagai pohon berkayu dengan pola percabangan
yang bertipe monopodial, serta memiliki bentuk daun yang seperti jarum yang
panjang dan menyebar, dalam berkas terdiri dari 2 daun, pada pangkal berkas
dikelilingi oleh sarung sisik berupa selaput tipis. Duduk daun tersebar (folia
sparsa), dan Tepi daunnya
terlihat rata dengan pertulangan pita.
Tumbuhan
pinus sendiri tergolong kedalam tumbuhan Monocieous atau sering dikenal
sebagai tumbuhan yang berumah dua, artinya dalam satu tumbuhan memiliki dua
alat kelamin yang berupa storbilus jantan dan betina yang terdapat dalam satu
pohon yang sama. Strobilus sendiri merupakan alat kelamin, dan strobilus jantan
pada tumbuhan pinus, biasanya berukuran lebih kecil, dan letak nya terdapat
pada ujung tangkai, dengan
mikrosporofil yang terletak pada ujung (terminal) dan bejumlah
banyak. Sedangkan Strobilus betina
berbentuk kerucut, tumbuh di ujung dahan dan bentuknya lebih besar. Ujungnya
runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat, dengan makrosporofil yang terletak di ketiak daun
(aksilar) dan makrosporofil
ini berjumlah banyak. Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap. Buah
pinus umumnya diketahui berbentuk kerucut dan bijinya sangat kecil yang
dihasilkan dari setiap sisik buah pinus itu sendiri, pada setiap sisiknya
terdapat dua buah biji, bulat telur dan pipih serta bersayap. Sayap melekat
pada biji. Pinus memiliki sistem perakaran berupa akar tunggang (radix
primaria). Berikut gambaran perbedaan antara strobilus jantan dan strobilus
betina pada Pinus merkusii :
VII.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan yang telah dijabarkan dan sejalan dengan praktikum
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pinophyta
terdiri atas tumbuhan-tumbuhan berkayu dengan berbagai habitus. Habitus
tumbuhan ini antara lain, yaitu semak, perdu atau pohon. Batang tegak lurus dan
bercabang-cabang. Di
daerah tropis tumbuhan ini memliki 3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida.
2. Kelas-kelas yang terdapat pada pinophyta memiliki kekhasan tersendiri dan menjadi faktor
pembeda antar masing-masing kelas. Kelas Cycadopsida memiliki daun majemuk yang
saling berhadapan dan memanjang
dengan distribusi seks dioecious. Sedangkan Kelas Gnetopsida memiliki daun
tunggal
yang saling berhadapan dengan pertulangan daun menyirip dan distribusi seksnya dioecious. Pada kelas Coniferopsida, daunnya tunggal dan berbentuk jarum dan distribusi seksnya monoceous.
3. Letak strobilus
pada masing-masing specimen berbeda-beda. Pada Cycas rumphii strobilus jantan dan betina terletak diterminal (tengah),
diikuti mikrosporofil dan makrosporofil yang terletak ditengah juga dan memiliki jumlah
yang banyak, sedangkan pada Pinus
merkusii letak strobilus jantan di bagian ujung cabang batang dan letak
strobilus betinanya dibagian ujung dahan. Mikrosporofil terletak di ujung
terminal sedangkan makrosporofil terletak diketiak daun (aksilar),
dengan masing-masing jumlah yang banyak. Pada Gnetum gnemon strobilus jantan
dan betina terletak dibagian ketiak daun (aksilar), begitupun mikrosporofil dan
makrosporofilnya terletak pada bagian ketiak daun juga dengan jumlah yang sama
banyak.
4. Tumbuhan yang termasuk kedalam
Pinophyta memliki peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan
sangat familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan Pinophyta banyak
yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan
pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian
erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan tumbuhan kayu
pertama dalam suksesi kedua.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A Neil. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga.
Iqbal.
2008. Sistematika Tumbuhan. Jakarta
: Erlangga.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi.
Malang : UM Press.
Suharno,Bambang. 2006. Biologi
Jilid I. Jakarta. Erlangga.
Pertanyaan
1. Tuliskan ciri-ciri
khusus tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta?
2. Jelaskan perbedaan
strobilus jantan dengan strobilus betina pada Cycas rumphii?
3. Jelaskan perbedaan
strobilus jantan strobilus betina pada Pinus
merkusii?
4. Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Gnetum gnemon?
5. Jelaskan perbedaan
spesies tumbuhan yang terdapat pada kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan
Gnetopsida?
6. Bagaimana proses
pergiliran keturunan yang terjadi pada Cycas rumphii, Pinus merkusii, dan
Gnetum gnemon? Jelaskan dengan gambar?
Jawaban
1. Ciri-ciri
umum tumbuhan pinophyta yaitu mempunyai buluh resin, kecuali Gnetum gnemon yang
batangnya mempunyai floeoterma dan bagian kayunya terdapat buluh-buluh kayu.
Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam , kaku dan selalu hijau. Jarang berdaun lebar dan jarang berdaun majemuk. Sistem pertulangan tidak banyak ragamnya. Bunga dalam pengertian sehari-hari belum ada. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi. Sporofil terpisah-pisah membentuk strobilus jantan dan betina. Makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji (macrosporangium) tampak menempel padanya. Makro dan mikrosporofil terpisah. Bakal biji hanya mempunyai satu integumen terbuka, sehingga langsung didatangi oleh serbuk sari yang dibawa olah angin. Biji tidak diselubungi oleh daun buah (karpel) sehingga dikatakan sebagai berbiji terbuka. Tumbuh terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai diantara daun-daun. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin).
Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam , kaku dan selalu hijau. Jarang berdaun lebar dan jarang berdaun majemuk. Sistem pertulangan tidak banyak ragamnya. Bunga dalam pengertian sehari-hari belum ada. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi. Sporofil terpisah-pisah membentuk strobilus jantan dan betina. Makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji (macrosporangium) tampak menempel padanya. Makro dan mikrosporofil terpisah. Bakal biji hanya mempunyai satu integumen terbuka, sehingga langsung didatangi oleh serbuk sari yang dibawa olah angin. Biji tidak diselubungi oleh daun buah (karpel) sehingga dikatakan sebagai berbiji terbuka. Tumbuh terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai diantara daun-daun. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin).
2.
Strobilus jantan dan strobilus betina pada Cycas rumphii
dapat dibedakan berdasarkan bentuknya, yang pada umumnya jika strobilus jantan
memiliki ukuran yang lebih kecil, sedangkan pada strobilus betina ukurannya
cenderung lebih besar, selain dinilai dari ukurannya, perbedaan tersebut juga
dapat dilihat pada susunannya, pada mikrosporofil sendiri tersusun atau
mikrosporangium dan juga mikrospora, sedangkan pada makrosporofilnya terdapat
biji-biji dan bentuknya seperti keris yang didalamnya terdiri atas dua ovulum
atau lebih dan juga terdapat pada tepi permukaan carpelumnya.
3.
Perbedaan pada strobilus dari Pinus merkusii ialah
letak strobilus jantan pada pakis haji yang terminalis, sedangkan letak
strobilus betina letaknya Axilaris. Strobilus jantan memiliki ukuran cenderung
lebih kecil dibandingkan pada strobilus betina, karena ukuran betina bisa dua
kali lipat lebih besar dibandingkan strobilus jantannya.
4.
Perbedaan antara strobilus jantan dan betina tidak hanya
terlihat dari ukurannya yang cukup berbeda, namun dilihat dari segi bentuk,
biasanya strobilus jantan memiliki bentuk berbuku-buku dan mikrosporofilnya
tidak dapat berkembang menjadi bakal buah, sedangkan pada strobilus betina
bentuknya hanya tunggal (tidak berbuku-buku) dan bijinya dapat berkembang.
5.
Perbedaan antara kelas Cycadopsida,
Coniferopsida, dan Gnetopsida yaitu
a. Cycadopsida
memiliki daun majemuk, batangnya berjenis Monopodial dan distribusi seksnya
dioecious.
b. Coniferopsida,
memiliki daun tunggal yang tersebar dan berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan
distribusi seksnya monoceous.
c. Gnetopsida, memiliki
daun tunggal dan pertulangan
daun menyirip, batang termasukk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious.
6. Pergiliran
keturunan antara ketiga tumbuahn tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu
sporofit dan gametofit. Pada tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan
tersebut berarti sedang dalam fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan
strobilus, maka fase yang sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat
terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada
ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul. Berikut ini adal
gambar pergiliran keturunannya:
LAPORAN PRAKTIKUM
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, &
GNETOPSIDA)
Mata kuliah : Botani Phanerogamae
Dosen Pengampu: Asep Mulyani, M.Pd
Disusun Oleh:
SOFIANAH
14121610756
TARBIYAH /IPA BIOLOGI-C/IV
Asisten Praktikum : 1. Ali Nurdin
2.
Rini
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar