Selasa, 13 Oktober 2015

Pinophyta



PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
       I.            Tujuan Praktikum
            1)  Menemukan cirri-ciri khusus spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta.
            2)  Membedakan cirri-ciri tumbuhan pada kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta
       II.         Dasar Teori
Pinophyta atau Gymnospermae merupakan suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada sejak zaman Palaeozoikum. Kelompok-kelompok yang lebih kecil dari Pinophyta berkembang pada akhir Palaeozoikum dan awal mesozoikum kemudian menyusut pada akhir mesozoikum seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada kenozoikum hanya tinggal 4 kelas dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya ditemukan 3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Kelas Ginkgopsida hanya ditemukan di daerah subtropics seperti jepang, China dan Aerika utara (Tjitrosomo. 2010 : 170).
Keprimitifan/kemajuan suatu takson dalam Pinophyta ditentukan oleh kemajuan atau keprimitifan ciri yang dimilikinya. Secara morfologi dan anatomi ciri-ciri tersebut dapat diamati. Berdasarkan studi kepustakaan secara tidak langsung diketahui bahwa keterbukaan ovulum menunjukkan ciri primitif sedangkan ketertutupan menunjukkan kemajuan. Pola percabangan yang monopodial lebih primitif daripada pola percabangan simpodial. Letak strobilus yang aksilaris menunjukkan ciri lebih primitif dibanding dengan jumlah yang sedikit. Pertulangan daun yang belum berpola lebih primitive daripada yang sudah berpola. Begitu juga keadaan daun muda yang menggulung menunjukkan ciri primitif. Jika ciri-ciri ptimitif diberi skor rendah, sedangkan cirri maju diberi skor tinggi, maka perolehan skor tinggi menunjukkan spesies atau takson yang memilikinya lebih maju. 
Umumnya tumbuhan ini mempunyai buluh resin, kecuali Gnetum gnemon yang batangnya mempunyai floeoterma dan bagian kayunya terdapat buluh-buluh kayu. Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam , kaku dan selalu hijau. Jarang berdaun lebar dan jarang berdaun majemuk. Sistem pertulangan tidak banyak ragamnya. Bunga dalam pengertian sehari-hari belum ada. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi. Sporofil terpisah-pisah membentuk strobilus jantan dan betina. Makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji (macrosporangium) tampak menempel padanya. Makro dan mikrosporofil terpisah. Bakal biji hanya mempunyai satu integumen terbuka, sehingga langsung didatangi oleh serbuk sari yang dibawa olah angin. Biji tidak diselubungi oleh daun buah (karpel) sehingga dikatakan sebagai berbiji terbuka. Tumbuh terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai diantara daun-daun. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin) (Tjitrosomo. 2010 : 179).
Secara khusus, Jones & Luchsinger (1987 : 278) mengungkapkan perbedaan antara Pinophyta dengan Magnoliophyta dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu :
            1.      Fertilisasi tunggal
            2.      Xylem tidak memiliki pembuluh trachea
            3.      Floem tidak memiliki sel pengantar
            4.      Gametofit betina memiliki arkegonium, kecuali pada Gnetum dan Welwitschia
            5.      Gametofit betina ada yang terdiri dari banyak sel atau nucleus
Cycadopsida diwakili oleh ordo Cycadales dengan dua familia (Cycadaceae, Zamiaceae). Coniferales dengan beberapa familia (Pinaceae, Araucariaceae, Podocarpaceae, Cupressaceae). Sedangkan Gnetopsida diwakili oleh ordo Gnetales dengan beberapa familia (Gnetacae, Ephedraceae, Welwitisiaceae). Gnetaceae merupakan salah satu familia dalam Gnetales yang sangat berbeda penampakannya dari ordo yang lain. Kebanyakan anggota ordo Gnetaceae memiliki habitus berupa liana. Ovulumnya lebih tertutup dibandingkan dengan ovulum familia lain dalam Pinophyta, tetapi mikropilnya tetap terbuka.
Ordo Cycadales yang semula hanya memiliki satu familia (Cycadaceae) kini terdiri atas familia Cycadaceae dan Zamiaceae. Di dalam beberapa buku kedua familia tersebut masih sering disatukan. Di kebon Raya Bogor kedua familia tersebut sudah dinyatakan terpisah. Pada umumnya ada kemiripan antara anggota Cycadaceae dengan anggota Zamiaceae yaitu strobilus betina terminalis dan tunggal, juga strobilus jantannya besar. Daun besar dengan duduk daun roset mirip daun paku tiang.
Familia pada ordo Coniferales cukup banyak, tetapi kesemuanya memiliki kesamaan dalam bentuk strobilus sesuai dengan namanya. Kebanyakan anggota Coniferales jarang menggugurkan daunnya sehingga dikenal dengan “evergreen plant”. Bentuk daun anggota-anggota dalam Coniferales sangat bervariasi namun kebanyakan sempit dan mengalami perubahan bentuk berupa jarum, paku, sisik pisau bermata dua. Mikrospora atau serbuk sarinya ringan, kecil dan memiliki alat bantu sehinga mudah diterbangkan oleh angin (Campbell. 2008 : 152)
Tumbuhan yang termasuk kedalam Pinophyta memliki peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan sangat familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik  dengan tumbuhan Pinophyta tersebut karena tumbuhan ini mempunyai keragaman bentuk dan struktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang, dan fosilnya relative lengkap terdokumentasi. 

 III.   Alat dan Bahan
       a.      Alat
             a)      Alat tulis
             b)      Silet / cutter
       b.      Bahan
            a)      Family Cycadaceae : Cycas rumphii (Pakis haji)
            b)      Family Pinaceae : Pinus merkusii (Pinus)
            c)      Family Gnetaceae : Gnetum gnemon (Melinjo)
 IV.            Prosedur Kerja
           1.   Spesimen tumbuhan yang ada dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk / segi penampang  melintangnya diamati.
           2.  Diamati daunnya dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
           3.   Amati dan bandingkan alat reproduksinya, yaitu : letak dan bentuk strobilus ketiga tumbuhan tersebut.
          4.   Letak dan bentuk makrosporofil dan mikrosporofil ketiga tumbuhan tersebut diamati kemudian dibandingkan.
         5.   Bagian-bagian tumbuhan, yaitu : percabangan tumbuhan, strobilus jantan dan strobilus betina, makrosporofil dan mikrosporofil yang diamati, digambar dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebut. 

V.  Hasil Pengamatan
Cycas rumphii


Divisio
:
Cycadophyta
Classis
:
Cycadopsida
Subclassis
:

Ordo
:
Cycadales
Familia
:
Cycadaceae
Genus
:
Cycas
Species
:
Cycas rumphii

Ciri-ciri umum famili ....................... :
a.   Batang (Caulis):
Habitus (perawakan)   
Monopodial/ simpodial           
Bentuk/ segi penampang

:
:  
:

Pohon
Monopodial
Bulat
b.   Daun (Folium)
Macam daun
Letak/ duduk daun (Filotaksis)
Bentuk daun (Circumscriptio)
Pertulangan/ urat daun (Nervatio atau Venatio)
Tepi daun (Margo folii)
Ujung daun (Apex folii)
Pangkal daun (Basis folii)

:
:
:
:

:
:

Majemuk
Berhadapan
Sejajar / memanjang
Sejajar

Rata.
Runcing
      Strobilus
Letak jantan
Letak betina

Mikrosporofil
Letak
Jumlah

Makrosporofil
Letak
Jumlah

:
:


:
:


:
:

Terminal (tengah)
Terminal (tengah)


Tengah
Banyak


Tengah
Banyak
Distribusi seks
:
Dioeceous

Gnetum gnemon

Divisio
:
Gnetophyta
Classis
:
Gnetopsida
Subclassis
:

Ordo
:
Gnetales
Familia
:
Gnetaceae
Genus
:
Gnetum
Species
:
Gnetum gnemon

Ciri-ciri umum famili ....................... :
a.   Batang (Caulis):
Habitus (perawakan)   
Monopodial/ simpodial           
Bentuk/ segi penampang

:
:  
:

Pohon
Simpodial
Bulat
b.   Daun (Folium)
Macam daun
Letak/ duduk daun (Filotaksis)
Bentuk daun (Circumscriptio)
Pertulangan/ urat daun (Nervatio atau Venatio)
Tepi daun (Margo folii)
Ujung daun (Apex folii)
Pangkal daun (Basis folii)

:
:
:
:

:
:

Tunggal
Berhadapan
Elips
Menyirip

Rata
Meruncing (acute)
      Strobilus
Letak jantan
Letak betina

Mikrosporofil
Letak
Jumlah

Makrosporofil
Letak
Jumlah

:
:


:
:


:
:

Ketiak daun (aksilar)
Ketiak daun (aksilar)


Aksilar
Banyak


Aksilar
Banyak
Distribusi seks
:
Dioecious


Pinus merkusii

Divisio
:
Coniferophyta
Classis
:
Coniferopsida
Subclassis
:
Conifera
Ordo
:
Pinales
Familia
:
Pinaceae
Genus
:
Pinus
Species
:
Pinus merkusii

Ciri-ciri umum famili ....................... :
a.   Batang (Caulis):
Habitus (perawakan)   
Monopodial/ simpodial           
Bentuk/ segi penampang

:
:  
:

Pohon
Monopodial
Bulat
b.   Daun (Folium)
Macam daun
Letak/ duduk daun (Filotaksis)
Bentuk daun (Circumscriptio)
Pertulangan/ urat daun (Nervatio atau Venatio)
Tepi daun (Margo folii)
Ujung daun (Apex folii)
Pangkal daun (Basis folii)

:
:
:
:

:
:

Tunggal
Tersebar
Sejajar / memanjang
Sejajar

Rata.
Runcing
      Strobilus
Letak jantan
Letak betina

Mikrosporofil
Letak
Jumlah

Makrosporofil
Letak
Jumlah

:
:


:
:


:
:

Bagian ujung cabang batang
Bagian ujung dahan


Ujung terminal
Banyak


Diketiak daun (aksilar)
Banyak
Distribusi seks
:
Monoceous


 VI.            Pembahasan
Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Pinophyta terdiri atas tumbuhan-tumbuhan berkayu dengan berbagai habitus. Habitus tumbuhan ini antara lain, yaitu semak, perdu atau pohon. Batang tegak lurus dan bercabang-cabang. Umumnya berkayu, berasal dari berkas-berkas pembuluh pengangkutan kolateral terbuka. Pada bagian xylem tidak terdapat pembuluh-pembuluh kayu, melainkan hanya trakeid saja dan di dalam bagian floem tidak terdapat sel-sel pengiring. Spesimen yang diamati pada praktikum botani phanerogamae dari divisi pinophyta yaitu Cycas rumphii (pakis haji), Gnetum gnemon (melinjo), dan Pinus merkusii (pinus). Pada setiap spesimen tersebut, bagian yang diamati yaitu meliputi ciri-ciri umum dari batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil, hingga distribusi seks dari setiap spesimen tersebut. Masing-masing spesimen yang telah diamati ternyata memiliki kekhasan tersendiri. (Sudarsono.2005:91).
Pengamatan pertama yaitu mengamati struktur morfologi dari Cycas rumphii (pakis haji). Berikut klasifikasi dari Cycas rumphii  :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Cycadophyta
Kelas               : Cycadopsida
Ordo                : Cycadales
Family             : Cycadaceae
Genus              : Cycas
Spesies            : Cycas rumphii 

          Cycas rumphii termasuk tanaman berperawakan pohon, serupa palem, dan termasuk tanaman menahun. Tingginya dapat mencapai kurang lebih 4 meter. Arah tumbuh batang tegak lurus dengan pola percabangan monopodial. bentuk batang bulat (teres) dan memiliki permukaan yang bergelombang. Daun pada tumbuhan ini termasuk daun majemuk menyirip (paripinnatus). anak daun menyirip (peninervis) duduk daun roset batang. Pada daun yang masuh muda menggulung seperti pada daun paku dan memiliki tepi daun yang rata disertai dengan permukaan daun yang mengkilap (nitidus). 
             Bunga yang terdapat pada Cycas rumphii termasuk kedalam dioucieous, dimana alat kelaminya yakni strobilusnya terpisah antara jantan dan betinanya. strobilus betina terdiri atas megasporofil berbentuk keris membawa ovulum 2 atau lebih pada pinggir carpelum. Strobilus jantan terminalis dengan mikrosporofil berbentuk sisik tersusun rapat dan berkayu dan permukaanya tersusun rapat berkayu, dipermukaanya terdapat mikrosporangium. Mikrosporofil berbentuk menyirip dengan bakal biji 2-5 biji dan terdapat dipermukaan carpelum, biji berbentuk bulat. Pada umumnya strobilus betina lebih besar daripada strobilus jantan.
Pengamatan kedua mengamati struktur morfologi dari Gnetum gnemon (melinjo). Berikut klasifikasi dari Gnetum gnemon (melinjo) :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Pinophyta
Kelas               : Gnetalopsida
Ordo                : Gnetales
Family             : Gnetaceae
Genus              : Gnetum
Spesies            : Gnetum gnemon
Melinjo (Gnetum gnemon) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik, melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog). Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). (Iqbal.2008:58-60)
Tinggi tumbuhan ini dapat mencapai 5-10 meter, memiliki ciri batang berkayu, berbentuk bulat (teres), permukaan rata (laevis) dengan sistem percabangan simpodial, Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Sistem perakaran pada Gnetum gnemon adalah sistem perakaran tunggang (radix primaria). Tumbuhan ini memiliki daun yang saling berhadapan (folia opposita) tanpa stipula. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul, bentuk helaian daun pada umumnya oblongus, ujung daun acuminatus, tepi daun integer dan tulang daun menyirip (penninervis). Daun, jika dipatahkan atau disobek memperlihatkan serabut daun yang menonjol.  

Tumbuhan ini memiliki bunga yang terletak pada ketiak daun (axillaris), terdapat brachtea pada tiap karangan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus, panjang bunga 3-6 cm. Terdapat 5-8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek. Biji dari Gnetum gnemon diselubungi oleh selaput luar yang keras yang disebut integumen luar dan selaput dalam yang disebut integument dalam dan juga diselubungi oleh tenda bunga (perigonium) yang berdaging dan akhirnya berwarna merah jika bijinya telah masak.
Bentuk strobilus Gnetum gnemon jantan dengan betina sangat berbeda. Pada betina, terlihat membulat besar dan berbentuk lonjong. Strobilus betina inilah biasanya dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan dapat diolah sebagai makanan ringan berupa emping melinjo yang biasa dikenal oleh masyarakat Indonesia. Sedangkan pada jantan, strobilusnya berbentik bulatan kecil dan melingkari sumbu utama dari strobilus. Berbeda dengan strobilus betina, pada strobilus jantan tidak bisa dimanfaatkan untuk dibuat jenis makanan emping melinjo, namun dapat dimanfaatkan sebagai tambahan pelengkap pada sayur asam.
Berdasarkan teori, melinjo dapat menghasilkan senyawa antioksidan. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit. doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar, sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT (Butylated Hydroxytolune) (Campbell.2008:201).
Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo juga bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif. Biji dan daun Gnetum gnemon mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu biji juga mengandung tanin.
Banyak mitos yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (Hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin. Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan secara berlebihan (Suharno. 2006 : 120).
Pengamatan yang ketiga yaitu mengamati struktur morfologi dari Pinus merkusii (pinus). Berikut klasifikasi dari Pinus merkusii (pinus) :
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Coniferophyta
Kelas               : Coniferopsida
Ordo                : Pintales
Family             : Pinaceae
Genus              : Pinus
Spesie              : Pinus merkusii
Pinus merupakan tumbuhan yang hidup didataran tinggi, dengan ciri khasnya yang memiliki bentuk segi penampang batang bulat-tegak lurus tumbuhan pinus biasanya sering terlihat dipinggiran jalan dengan tumbuhnya yang berjajar dan tingginya mencapai 1-40 meter,  sehingga membentuk siluet-siluet yang indah. Tumbuhan pinus ini tergolong kedalam kelas Coniferopsida dan famili Pinaceae. Pinus sendiri memiliki habitus sebagai pohon berkayu dengan pola percabangan yang bertipe monopodial, serta memiliki bentuk daun yang seperti jarum yang panjang dan menyebar, dalam berkas terdiri dari 2 daun, pada pangkal berkas dikelilingi oleh sarung sisik berupa selaput tipis. Duduk daun tersebar (folia sparsa), dan Tepi daunnya terlihat rata dengan pertulangan pita.

Tumbuhan pinus sendiri tergolong kedalam tumbuhan Monocieous atau sering dikenal sebagai tumbuhan yang berumah dua, artinya dalam satu tumbuhan memiliki dua alat kelamin yang berupa storbilus jantan dan betina yang terdapat dalam satu pohon yang sama. Strobilus sendiri merupakan alat kelamin, dan strobilus jantan pada tumbuhan pinus, biasanya berukuran lebih kecil, dan letak nya terdapat pada ujung tangkai, dengan mikrosporofil yang terletak pada ujung (terminal) dan bejumlah banyak. Sedangkan Strobilus betina berbentuk kerucut, tumbuh di ujung dahan dan bentuknya lebih besar. Ujungnya runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat, dengan makrosporofil yang terletak di ketiak daun (aksilar) dan makrosporofil ini berjumlah banyak.  Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap. Buah pinus umumnya diketahui berbentuk kerucut dan bijinya sangat kecil yang dihasilkan dari setiap sisik buah pinus itu sendiri, pada setiap sisiknya terdapat dua buah biji, bulat telur dan pipih serta bersayap. Sayap melekat pada biji. Pinus memiliki sistem perakaran berupa akar tunggang (radix primaria). Berikut gambaran perbedaan antara strobilus jantan dan strobilus betina pada Pinus merkusii :
 




















VII.            Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan dan sejalan dengan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pinophyta terdiri atas tumbuhan-tumbuhan berkayu dengan berbagai habitus. Habitus tumbuhan ini antara lain, yaitu semak, perdu atau pohon. Batang tegak lurus dan bercabang-cabang. Di daerah tropis tumbuhan ini memliki 3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida.
2.      Kelas-kelas yang terdapat pada pinophyta memiliki kekhasan tersendiri dan menjadi faktor pembeda antar masing-masing kelas. Kelas Cycadopsida memiliki daun majemuk yang saling berhadapan dan memanjang dengan distribusi seks dioecious. Sedangkan Kelas Gnetopsida memiliki daun tunggal yang saling berhadapan dengan pertulangan daun menyirip dan distribusi seksnya  dioecious. Pada kelas Coniferopsida, daunnya tunggal dan berbentuk jarum dan distribusi seksnya monoceous.
3.      Letak strobilus pada masing-masing specimen berbeda-beda. Pada Cycas rumphii strobilus jantan dan betina terletak diterminal (tengah), diikuti mikrosporofil dan makrosporofil yang terletak ditengah juga dan memiliki jumlah yang banyak, sedangkan pada Pinus merkusii letak strobilus jantan di bagian ujung cabang batang dan letak strobilus betinanya dibagian ujung dahan. Mikrosporofil terletak di ujung terminal sedangkan makrosporofil terletak diketiak daun (aksilar), dengan masing-masing jumlah yang banyak. Pada Gnetum gnemon strobilus jantan dan betina terletak dibagian ketiak daun (aksilar), begitupun mikrosporofil dan makrosporofilnya terletak pada bagian ketiak daun juga dengan jumlah yang sama banyak.
4.      Tumbuhan yang termasuk kedalam Pinophyta memliki peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan sangat familier diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A Neil. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Iqbal. 2008. Sistematika Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : UM Press.
Suharno,Bambang. 2006. Biologi Jilid I. Jakarta. Erlangga.


























Pertanyaan
1.      Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta?
2.      Jelaskan perbedaan strobilus jantan dengan strobilus betina pada Cycas rumphii?
3.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Pinus merkusii?
4.    Jelaskan perbedaan strobilus jantan strobilus betina pada Gnetum gnemon?
5.    Jelaskan perbedaan spesies tumbuhan yang terdapat pada kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida?
6.    Bagaimana proses pergiliran keturunan yang terjadi pada Cycas rumphii, Pinus merkusii, dan Gnetum gnemon? Jelaskan dengan gambar?
Jawaban
1.      Ciri-ciri umum tumbuhan pinophyta yaitu mempunyai buluh resin, kecuali Gnetum gnemon yang batangnya mempunyai floeoterma dan bagian kayunya terdapat buluh-buluh kayu.
Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam , kaku dan selalu hijau. Jarang berdaun lebar dan jarang berdaun majemuk. Sistem pertulangan tidak banyak ragamnya. Bunga dalam pengertian sehari-hari belum ada. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi. Sporofil terpisah-pisah membentuk strobilus jantan dan betina. Makrosporofil (daun buah) dengan bakal biji (macrosporangium) tampak menempel padanya. Makro dan mikrosporofil terpisah. Bakal biji hanya mempunyai satu integumen terbuka, sehingga langsung didatangi oleh serbuk sari yang dibawa olah angin. Biji tidak diselubungi oleh daun buah (karpel) sehingga dikatakan sebagai berbiji terbuka. Tumbuh terdedah ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai diantara daun-daun. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin).
2.         Strobilus jantan dan strobilus betina pada Cycas rumphii dapat dibedakan berdasarkan bentuknya, yang pada umumnya jika strobilus jantan memiliki ukuran yang lebih kecil, sedangkan pada strobilus betina ukurannya cenderung lebih besar, selain dinilai dari ukurannya, perbedaan tersebut juga dapat dilihat pada susunannya, pada mikrosporofil sendiri tersusun atau mikrosporangium dan juga mikrospora, sedangkan pada makrosporofilnya terdapat biji-biji dan bentuknya seperti keris yang didalamnya terdiri atas dua ovulum atau lebih dan juga terdapat pada tepi permukaan carpelumnya.
3.         Perbedaan pada strobilus dari Pinus merkusii ialah letak strobilus jantan pada pakis haji yang terminalis, sedangkan letak strobilus betina letaknya Axilaris. Strobilus jantan memiliki ukuran cenderung lebih kecil dibandingkan pada strobilus betina, karena ukuran betina bisa dua kali lipat lebih besar dibandingkan strobilus jantannya.
4.         Perbedaan antara strobilus jantan dan betina tidak hanya terlihat dari ukurannya yang cukup berbeda, namun dilihat dari segi bentuk, biasanya strobilus jantan memiliki bentuk berbuku-buku dan mikrosporofilnya tidak dapat berkembang menjadi bakal buah, sedangkan pada strobilus betina bentuknya hanya tunggal (tidak berbuku-buku) dan bijinya dapat berkembang.
5.         Perbedaan antara kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida yaitu
a.       Cycadopsida memiliki daun majemuk, batangnya berjenis Monopodial dan distribusi seksnya dioecious.
b.      Coniferopsida, memiliki daun tunggal yang tersebar dan berbentuk jarum dengan batangnya berjenis monopodial dan distribusi seksnya monoceous.
c.       Gnetopsida, memiliki daun tunggal  dan pertulangan daun menyirip, batang termasukk kedalam simpodial dan distribusi seksnya dioecious.
6.      Pergiliran keturunan antara ketiga tumbuahn tersebut jelas. Terdiri dari dua fase, yaitu sporofit dan gametofit. Pada tumbuhan yang menghasilkan strobilus, tumbuhan tersebut berarti sedang dalam fase sporofit. Sedangkan ketika tidak ditemukan strobilus, maka fase yang sedang terjadi ialah fase gametofit. Pada saat terjadi fertilisasi, serbuk sari dari strobilus jantan akan berkecambah pada ovul yang terbuka dan selanjutnya akan menembus jaringan ovul. Berikut ini adal gambar pergiliran keturunannya:
 








LAPORAN PRAKTIKUM
PINOPHYTA
(CYCADOPSIDA, CONIFEROPSIDA, & GNETOPSIDA)
Mata kuliah : Botani Phanerogamae
Dosen Pengampu: Asep Mulyani, M.Pd
      Disusun Oleh:
       SOFIANAH
       14121610756
                 TARBIYAH /IPA BIOLOGI-C/IV
                                             Asisten Praktikum : 1. Ali Nurdin
                                                                                 2. Rini

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar