Kamis, 05 November 2015

Mari Mengenal Tokek



TOKEK

Pernahkah anda melihat tokek (Gecko gecko)? Atau saudara kecilnya, cicak? Saya yakin anda sudah pernah melihatnya. Tokek/cicak dapat berjalan di dinding dengan sudut yang sangat curam. Bahkan dapat pula berjalan di langit-langit. Mereka dapat menempel dimana saja. Pada permukaan apa saja. Kaca yang permukaannya halus, atau tembok dengan permukaan yang tidak rata. Mereka juga dapat menempel pada permukaan yang kotor dan berdebu.
Pernahkah terbersit pertanyaan bagaimana cara mereka melakukannya. Tentunya akan sangat berguna jika manusia mampu mengetahui rahasia besar ini.
Baru-baru ini para ilmuan telah berhasil membuat bulu halus yang terdapat pada kaki tokek yang digunakan untuk menempel. Bulu buatan ini, meski masih belum sempurna, bekerja mirip dengan jutaan bulu halus pada kaki tokek yang memungkinkan untuk menempel diatas permukaaan yang berbeda, tidak rata, kotor bedebu, dan lingkungan dimana lem-adhesive biasa tidak mampu.
Full, besama rekannya di Lewis & Clark College, UC Santa Barbara, dan Stanford University, melaporkan temuannya tentang rahasia tokek dalam menggunakan bulu halusnya untuk menempel tanpa penggunaan penghisap, lem, ataupun listrik statis. Mereka menemukan bahwa sudut antara bulu halus dengan bidang permukaan adalah hal yang menentukan dalam mengontrol daya menempel dan melepaskan pada tokek. Ratusan atau ribuan lapisan kecil yang terdapat pada ujung bulu-bulu halus tokek (disebut spatulae) akan menempel pada permukaan bidang dan berinteraksi secara molekuler.
Dengan lebih dari 500 ribu bulu halus untuk setiap kaki, dan ratusan sampai ribuan spatulae per bulu, akan menghasilkan interaksi molekular (dalam kimia di sebut gaya van der waals) total sebesar 1000 kali berat tubuh tokek.
Awalnya, tim ilmuan menduga daya rekat pada tokek sama dengan pada beberapa hewan, kodok, serangga, dan beberapa mamalia yang dapat menempel pada permukaan berdasarkan daya rekat kapiler, mengambil keuntungan dari tegangan permukaan cairan. Kebanyakan dari hewan-hewan ini memiliki semacam kelenjar pada kakinya yang menghasilkan cairan yang membuat mereka dapat menempel. Namun diketahui ternyata tokek tidak memiliki kelenjar seperti itu. Tak diragukan, spatulae pada ujung bulu-bulu halus di kaki dapat berinteraksi dengan lapisan air sangat tipis yang terdapat pada hampir seluruh permukaan.
Pada 2005, sebuah tim yang diketuai oleh Kellar Autumn, dosen biologi di Lewis & Clark College di Portland, Oregon, untuk pertama kalinya berhasil mengungkapkan bahwa tokek menjaga kaki lengketnya tetap bersih dengan mengebaskan partikel tanah setiap kali melangkah.
Kaki tokek sangat berlawanan dengan selotip yang menjadi “magnet” untuk menarik debu serta kotoran dan tidak dapat dipakai ulang. Dengan perekat tokek ini, bisa dibuat material pertama yang dapat menempel sekaligus membersihkan diri dari debu setiap kali kontak.
Saat ini ilmuwan di University of California, Berkeley, Amerika Serikat, telah berhasil menciptakan lem sintetis yang mirip dengan cara kerja kaki lengket tokek. Ini adalah lem pertama yang dapat membersihkan sendiri kotoran dan debu yang melekat sehabis digunakan tanpa memerlukan air atau bahan kimia (self-cleaning dry adhesive). Tidak seperti isolasi yang hanya bisa sekali pakai karena kotoran dan gangguan debu yang ikut menempel. A self-cleaning dry adhesive akan mempunyai banyak manfaat, seperti pada teknologi super konduktor, dan dapat menempel di bawah air dan di luar angkasa.
Selain itu juga penemuan ini membawa para ilmuwan itu semakin dekat dengan tujuan membuat robot segala medan yang dapat memanjat dinding dan langit-langit di lingkungan alami, bukan cuma di atas kaca yang bersih. Robot ini bisa pergi ke mana pun diperlukan, mungkin untuk mencari korban yang selamat setelah bencana.
Dalam studi terbaru, para ahli merancang perekat dengan serat mikro yang terbuat dari polimer kaku. Dengan menggunakan bola-bola mikro berdiameter 3-10 mikrometer untuk mensimulasikan kontaminan, para ilmuwan bisa menunjukkan bahwa serat mikro menekan partikel bola-bola mikro ke ujung serat ketika perekatnya tidak menyentuh permukaan. Ketika serat menekan permukaan halus, kontaminan membuat kontak yang lebih besar dengan permukaan dibanding dengan serat.
MENGAPA TOKEK BERBUNYI ???
     Tokek identik dengan suaranya yang merdu.. "Tok keeekk... Tookk keeekkk...", begitulah kurang lebih terdengarnya. Ada orang yang beranggapan jika bunyi "Tokek"nya antara 7 sampai 9 kali, tokek tersebut dapat membawa keberuntungan. Itu memang benar, JIKA, tokek tersebut dijual. Kita dapat untung bukan???

     Alasan mengapa tokek berbunyi belum diketahui jelas. Ada yang mengatakan sebagai tanda kalau tokek tersebut senang, sehingga bernyanyi-nyanyi. Ada pula yang mengatakan hal itu sebagai tanda bahwa tokek tersebut ingin kawin. Namun, berdasarkan pengamatan yang cukup lama, kemungkinan besar bahwa bunyi tokek tersebut sebagai tanda tokek yang sedang mencari pasangan kawin, mengapa??
Begini penjelasannya: Setelah beberapa bulan mengamati, Saya dapatkan tokek yang berbunyi hanyalah tokek jantan saja. Tokek-tokek jantan ini Saya sendirikan kandangnya. Satu kandang berisi satu ekor tokek jantan. Tetapi ada juga pejantan yang Saya pasangkan dengan betinanya dalam satu kandang. Tokek yang berbunyi hanyalah pada tokek-tokek jantan yang sendirian di kandangnya. beberapa hari kemudian tokek-tokek jantan yang sendiri tersebut rutin berbunyi "thek thek thek, tokkkeekkk..". Setelah dipikir-pikir lagi, mungkin hal itu sebagai cara tokek jantan untuk menarik tokek betina saat ingin kawin. Lalu Saya coba untuk memasukkan tokek betina ke dalam kandang tokek jantan yang berbunyi tersebut. Benar saja ! belum ada 5 menit setelah itu, tokek jantan terlihat seperti "menggertak" tokek betina yang Saya masukkan. Saya pikir akan terjadi perkelahian, tapi ternyata tokek jantan itu malah menaiki tokek betina yang baru Saya masukkan, lalu kawinlah mereka. Dari itulah dapat disimpulkan bahwa suara atau bunyi "tokkkeeeekk" dihasilkan oleh tokek jantan dengan tujuan untuk mencari pasangan pada musim kawinnya.

     Dari beberapa sumber Kita sering melihat bahwa buyer hanya mencari tokek yang bisa bersuara saja, sebenarnya hal ini cukup menyulitkan bagi owner/pemilik tokek jika tokek yang akan dijual berjenis kelamin betina ataupun jantan yang baru bertemu betinanya. Karena jika tokek jantan telah melewati masa kawinnya akan berhenti bersuara untuk waktu yang cukup lama. Jadi, jika Kita akan membesarkan tokek jantan yang sudah rutin bersuara, jangan pernah dipertemukan dengan tokek betina untuk menjaga agar nyanyiannya terus berkumandang, kecuali untuk keperluan beternak tokek. 

RPP Zat Aditif pada Makanan



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama sekolah               : SMP N 12 KOTA CIREBON
Mata Pelajaran             : IPA Terpadu
Kelas / Semester           : VIII (Delapan) / 1
Alokasi Waktu              : 1× 30 menit ( 1x Pertemuan)
Materi Pokok                : Bahan Kimia Alami dan Buatan
Standar Kompetensi   4. Memahami kegunaan bahan kimia dalam kehidupan
     sehari-hari
Kompetensi Dasar    : 4.3 Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan kimia buatan    dalam kemasan yang terdapat dalam bahan makanan




I.     Indikator
1.      Mengidentifikasi ciri-ciri  zat aditif alami dan buatan
2.      Menyebutkan bahan pewarna, pemanis, pengawet dan penyedap alami dan buatan yang ada dalam bahan makanan kehidupan sehari-hari
3.      Mengatagorikan  bahan pewarna, pemanis, pengawet dan penyedap alami dan bahan buatan
4.      Menunjukkan contoh makanan yang menggunakan zat aditif alami dan buatan
5.      Menjelaskan bahaya zat aditif buatan

II.  Tujuan Pembelajaran
1.      Selama Proses belajar berlangsung hingga selesai, peserta didik menunjukkan perilaku jujur, tanggung jawab, dan disiplin dalam berfikir ilmiah, teliti, tekun, sesuai dengan data dan fakta, tanggung jawab, peduli dalam observasi dan eksperimen didalam kelas maupun di laboratorium
2.      Setelah menganalisis antara zat aditif alami dan buatan, peserta didik dapat memahami penggunaan zat aditif dalam makanan yang menunjang kesehatan


III.      Materi Ajar
Zat Aditif dalam Makanan
Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan bertujuan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintetik). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker.
Berdasarkan fungsinya, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Bahan  pewarna dibagi menjadi  dua bagian yaitu pewarna alami dan pewarna buatan. Contoh pewarna alami: kunyit, cabai, dan daun pandan. Contoh pewarna buatan: yaitu amarant (pewarna merah), tartrazine (pewarna kuning), erythrosine (pewarna merah), fast green FCF (pewarna hijau),sunset yellow (pewarna kuning), dan brilliant blue (pewarna biru).
Bahan pemanis terbagi menjadi pemanis alami dan pemanis buatan.
Bahan pemanis alami nutritif : Pemanis nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif berasal dari tanaman (sukrosa/gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan (laktosa, madu), dan dari hasil penguraian karbohidrat (sirop glukosa, dekstrosa, sorbitol). bahan pemanis alami nonnutritif: Pemanis nonnutritif adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori. Pemanis nonnutritif berasal dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein (miralin, monellin, thaumatin).
Bahan pengawet terbagi menjadi dua bagian yaitu pengawet alami dan pengawet buatan. Bahan pengawet alami: Bahan pengawet alami yang sering digunakan adalah garam, cuka, dan gula. Bahan pengawet alami ini digunakan untuk mengawetkan makanan agar selalu berada dalam kondisi baik. bahan pengawet buatan: Sesuai SK Menkes RI No.722 tahun 1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, yang dimaksud bahan pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Secara garis besar zat pengawet dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1)      GRAS (Generally Recognized as Safe) yang umumnya bersifat alami, sehingga aman dan tidak berefek racun sama sekali.
2)      ADI (Acceptable Daily Intake), yang selalu ditetapkan batas penggunaan hariannya (daily intake) guna melindungi kesehatan konsumen.
3)      Zat pengawet yang memang tidak layak dikonsumsi atau berbahaya seperti boraks, formalin, dan rhodamin-B.
Bahan penyedap terdiri dari penyedap alami dan penyedap buatan
Bahan penyedap alami: bahan penyedap alami yang sering digunakan untuk menimbulkan rasa gurih pada makanan. Tujuan ditambahkannya penyedap adalah meningkatkan cita rasa makanan, mengembalikan cita rasa makanan yang mungkin hilang saat pemprosesan dan memberi cita rasa tertentu pada makanan. Bahan penyedap buatan: zat penyedap buatan dibedakan menjadi dua macam, yaitu zat penyedap aroma dan zat penyedap rasa. Zat penyedap aroma buatan terdiri dari : oktil asetat (aroma buah jeruk), iso amil asetat (aroma buah pisang), dan iso amil valerat (aroma buah apel). Zat penyedap rasa yang banyak digunakan adalah monosodium glutamate (MSG) atau lebih populer dengan nama vetsin dengan berbagai merek yang beredar di pasar.

IV.   Metode Pembelajaran
Pendekatan                      : Kontekstual
Metode                             : Diskusi-Informasi
Metode Pembelajaran      : Group Investigation





V.      Langkah-langkah Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal (5 menit) :
1.      Guru membuka kegiatan belajar mengajar di kelas dengan mengucapkan salam dan salah satu siswa ditunjuk untuk memimpin berdoa untuk memupuk tingkat kereligiusan guru dan siswa. Kemudian guru mengecek kehadiran siswa
2.       Memotivasi siswa dengan menggali informasi apakah siswa pernah mendengar atau membaca tentang zat yang berbahaya dalam makanan
3.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran secara lisan
B.     Kegiatan Inti (20 menit)
1.      Guru menginformasikan secara singkat tentang bahan kimia alami dan buatan yang menunjang kesehatan
2.      Guru memberi tugas kepada peserta didik dalam bentuk kelompok untuk menganalisis berbagai zat aditif yang terkandung dalam berbagai macam makanan dan minuman kemasan
3.      Siswa menyajikan hasil diskusi kelompok
4.      Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan percobaan
C.     Kegiatan Penutup (5 menit)
1.      Guru membantu siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.
2.      Guru menghimbau siswa agar selalu berhati-hati dalam memilih bahan makanan untuk dikonsumsi
3.      Guru memberikan tugas pada siswa untuk mengerjakan tugas LKS dirumah
4.      Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang
5.      Guru menutup pelajaran dengan menunjuk salah satu siswa untuk memimpin berdoa untuk memupuk tingkat kereligiusan guru dan siswa.




VI.        Alat/Bahan/Sumber Belajar
1.      Buku ajar IPA SMP kelas VIII semester 1
2.      LCD / Proyektor
3.      Informasi tambahan lain dari WEB, majalah, atau yang lainnya.
4.      Alat-alat dan bahan-bahan percobaan yang mendukung pembelajaran

VII.     Penilaian
1. Jenis Penilaian dan Instrumen
Jenis Penilaian
Bentuk instrumen
Penilaian Sikap
Lembar pengamatan sikap
Penilaian Pengetahuan
Tes tulis
Penilaian Ketrampilan
Lembar pengamatan praktik
       
a). Instrumen Penilaian Sikap
a.   Observasi
No
Aspek yang dinilai
3
2
1
Keterangan
1
Rasa ingin tahu




2
Tanggung jawab bila diberi tugas




3
Menghargai pendapat orang lain





Rubrik Penilaian Perilaku
No
Aspek yang dinilai
Rubrik
1
Menunjukkan rasa ingin tahu
3. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam pengamatan
2. Mempunyai rasa ingin tahu, tidak terlalu antusias, Dan kurang aktif dalam pengamatan
1. Tidak punya rasa ingin tahu, tidak berantusias, tidak  mengadakan pengamatan
2
Tekun dan tanggung jawab dalam belajar
3. Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik serta bertanggung jawab dalam kegiatan  yang sedang dilakukan.
2. Sudah berusaha untuk mendapatkan hasil yang baik, namun belum menunjukkan hasil terbaiknya.
1. Tidak berusaha sungguh-sungguh untuk bisa melakukan dan mendapatkan hasil hasil yang baik
3
Menghargai pendapat orang lain
3. Dalam setiap kesempatan., dapat  mengemukakan gagasan dan menghargai pendapat siswa lain.
2. Tidak  mengemukakan  gagasan tetapi menghargai pendapat siswa lain.
1. Tidak ikut mengemukakan pendapat dan tidak menghargai pendapat siswa lain.

Keterangan Penskoran
Berilah skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan criteria sbb :
3= jika sering berperilaku dalam kegiatan
2= jika kadang- kadang berperilaku dalam kegiatan
1= jika tidak tidak pernah berperilaku dalam kegiatan




Skor akhir  =   Skor diperoleh  X   100
               Sor maksimal
Predikat
Nilai
Sangat baik (SB)
80 - 100
Baik ( B )
70 - 79
Cukup ( C )
60 - 69
Kurang ( K )
< 60

Cirebon, 25 Oktober 2015

Mengetahui,                                                                                        Mahasiswi PPL
Guru pamong


Naspan, S.Pd, M.Pd                                                                        Sofianah
NIP. 196008161984031011                                                            NIM. 14121610743

Mengetahui,
Kepala Sekolah


Amran, S.Pd, M.Pd
  NIP. 19631231 1085121 014

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Nama/kelompok : .........
Kelas : ..........
BAHAN KIMIA DALAM MAKANAN
Seiring perkembangan zaman,makanan dituntut untuk lebih dari sekedar menyehatkan. Makanan harus enak, harum, menarik,d an tahan lama. Untuk itulah, manusia mulai menggunakan bahan aditif makanan.
Alat dan bahan :
- permen                      - bahan ekstrak minuman
- mie instan                  - bumbu dapur
- snack                        
- Alat tulis
Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Bacalah komposisi yang terdapat pada kemasan
3. Isikan data yang kamu peroleh pada tabel
4. Simpulkan hasil data yang kamu peroleh
Pertanyaan :
1. Apa tujuan dari eksperimen?
2. Identifikasi bahan kimia alami dan bahan kimia buatan!
3. Apa kesimpulan hasil pengamatan yang kamu lakukan?





Pilihlah satu jawaban yang paling tepat !
1.      Bahan tambahan pada makanan seperti wortel daun suji, kakao, beta karoten termasuk golongan
a.    Adiktif
b.   Aditif
c.    Psikotropika
d.   Narkotika
2.      Salah satu contoh zat yang dapat dipakai untuk menguningkan warna makanan adalah ....
a.    Wortel
b.   Klorofil
c.    Kunyit
d.   Karamel
3.      Untuk menambah kualitas penampilan suatu makanan kita dapat menambahkan zat aditif yang termasuk kelompok ....
a.    Pewarna
b.    Penyedap
c.    Pemutih
d.   Pengawet
4.      Berikut adalah bahan aditif :
1.   Daun suji, 2. Apokaroten, 3. Beta karoten, 4. Karamel, 5. Metil yellow. Yang termasuk bahan aditif alami adalah :
a.    1 dan 2
b.    2 dan 3
c.    3 dan 4
d.   4 dan 5
5.      Hijau FCF merupakan contoh bahan aditif pewarna
a.    Netral
b.   Tekstil
c.    Alami
d.   Buatan
Tugas
Buatlah 2 kliping tentang “Pewarna pada makanan yang aman bagi tubuh yang diambil dari media cetak (koran/Majalah) dan bila ingin ditambah boleh mencari di internet. Dikumpulkan  satu minggu yang akan datang da Dijilid bersama-sama 1 kelas.